SERIBU SAJAK UNTUK TAO TOBA
VI
MENYELAMI JIWAMU TAO TOBA
Budi Capah
Menyelam ragaku dalam genangan air yang hijau itu.
Lumut-lumut yang sesekali membalut kakiku seakan mengucapkan janji persahabatan
Kita bersahabat, jangan kau rusaki tubuh Tao Toba ku..
Bergejolak pun terbentur dalam rentetan gelembung air ikan pora-pora
Solu-solu dan dayungan yang memecah riak kedamain permukaan danau
Menantikan haluan sambil memangkas sampah-sampah kerakusan mu
Ohhh.. Danau Toba.
Itu bukan sebutan yang kuharapkan darimu.
Saat malam itu kita marmitu dibawah temaramnya bulan yang malu-malau melirik-lirik dibalik pusuk buhit.
Yang harus tercipta jiwa kita sesungguhnya adalah jiwa-jiwa Tao Toba.
Apakah aku bermimpi?
VII
BANGKITLAH SAMOSIR KU
Risky Parhusip
Hei...
Orang-hebat diluar sana,
Dimana suaramu yang pernah membangunkan ku?
Dimana tenagamu yang pernah menopangku?
Kenapa harus diam?
Katakan apa saja asal aku bisa mendengar mu
Hei...
Kalian yang tumbuh ditengah ciptaan mulia
Kalian yang hidup ditengah petuah-petuah bijak
Kalian yang kuat ditengah tanjakan bukit
Kalian yang berteriak di kaki gunung pusuk buhit
Kalian yang gembira diantara diantara alunan musik gondang sabangunan
Kalian yang bahagia diantara gerakan tor-tor kita
Kalian yang hidup diantara dunia berbudaya
Aku rindu semangat kita
Kekeluargaan kita.
Kita adalah orang beradab,yang lahir ditengah danau
Danau yang lahir karena sebab,
Disana kita mencari makan,menyelam kita menembus cahaya,
Hingga kita menjadi raja di bumi kita
Samosir ku
Aku,dia dan mereka utusan mu
Didalam hati dan sanubari ada nama mu
Didalam jiwa dan raga ada semboyan mu
SATAHI SAOLOAN
BANGKITLAH SAMOSIR KU
HORAS...
VIII
MALAM ITU
Budih Capah
Aku berdiri dipucuk batu
Tak mampu lampu-lampu rumah menerangi malam ku,
Bulan pun saat itu berpetualng, tak menampakkan diri.
Aku ingin menerima tamparanmu ombak suciku,
Aku ingin tidur diatas sampan yang usang itu,
Aku ingin mati di sini setelah kau bunuh aku
Bunuh lah aku , tapi jangan lagi kau cemari sucinya Tao Toba ku
(Refleksi Diri, Tiga Ras. Agustus 2012)
IX
Mereka bilang, dia indah…
Elfa Harahap
Mereka bilang, dia punya wajah yang sempurna…
Mereka bilang, dia hebat …
Ya, dia memang indah…
Ya, dia memang memiliki wajah yang sempurna…
Ya, bahkan dia sangat hebat…
Sekarang,
Danau itu tak lebih dari indah lagi…
Wajahnya bahkan jauh dari sempurna…
Dan dia tak hebat lagi…
Makhluk yang dikatakan sempurna, yang selalu menikmati keindahan, kesempurnaan, dan kehebatannya lari bersama keegoisan…
Kamu?
Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, maukah mengulurkan tangan untuk kembali membuatnya indah, sempurna dan hebat kembali?
Hey kamu...
Iya, aku bicara padamu…
Mau kan?
Aku mohon…
Danau Toba kita butuh kita…
(Sudut Bumi, 31 Agustus 2012)
X
Tempat Kita Bicara
Afra Girsang
Jasmin...
Pernah aku bicara...
Bicara tentang bulan madu kita..
Juga tentang hari tua kita yang semakin dekat dan panorama danau toba lah tempatnya..
Jasmin...
Kataku, Kelak aku bahagia oleh tawa kecil cucu kita.. Tawa kecil tetang gemercik air danau yang membasahi tubuh mereka....
Namun...
Sekarang aku mulai khawatir tentang angan-anganku...
juga tentang mimpiku...
Sebab danau itu mulai pergi lalu hilang oleh keserakahanku, dia dan mereka...
Segerelah berbisik...
Jangan hanya berisik..
Sebab aku ingin danau itu jadi tempat kita bicara..
Bicara tentang cucu kita juga tentang masa lalu kita...
Salemba, Sab 01-09-2012, 01:46
0 Komentar