Berawal dari situlah sehingga terbangunlah sebuah komunitas Pusat Kajian dan Dokumentasi Sumatera. Mengingat pentingnya sebuah legalitas formal maka ditahun 2016 terdaftarlah di kemhumkan Yayasan Pusat Kajian dan Dokumentasi Sumatera.
Serta sembari melakukan pengumpulan arsip secara independen. Koleksi yang sudah lumayan para peneliti sudah mulai datang untuk mencari referensi untuk penelitian beberapa Mahasiswa dan Pelajar. Sehingga terpikirkan membuat sebauh wadah publik namanya "Literacy Coffee' Literacy Coffee " merupakan Perpustakaan yang dipadu dengan kedai Kopi. Dengan berharap bawa kedai kopi dapat menjadi subsidi silang untuk pengelolaan Literacy Coffee.
Literacy Coffee menjadi sebuah perpustakaan gaya baru di Sumatera Utara. Dimana Literacy Coffee rutin menyelenggarakan Kegiatan Edukatif seperti beda buku, diskusi film, pameran, diskusi Politik dan panggung Apresiasi Seni Musik, Teater dan Tari. Film serta menyelenggarakan Kelas Menulis dan Workshop. 2,5 Tahun berdiri Literacy Coffee sudah menyelenggarakan lebih dari 200 Kegiatan. Dan telah membantu memfasilitasi 200 Orang Mahasiswa dalam kebutuhan Arsip, Serta 4 Program Thesis ( S2). Dan telah menjadi rujukan beberapa pelajar untuk mengetahui sejarah lokal.
0 Komentar